Pasuruan, Kamis 10 Februari 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan– Penyebaran akibat virus covid-19 di Kota Pasuruan sampai saat ini terus mengalami peningkatan, salah satunya peningkatan di klaster sekolah yang berakibat 13 sekolah di Kota Pasuruan tidak bisa melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) untuk sementara waktu.
dr. Sherly Kadinkes Kota Pasuruan membenarkan jika pada awal bulan Februari sampai sekarang banyak bermunculan klaster sekolah di wilayah Kota Pasuruan, baik SD, SMP dan SMA.
“Sampai hari ini sudah ada 21 orang baik murid dan guru yang sedang isolasi mandiri dirumah masing-masing karena mereka semua tanpa gejala,” katanya. Rabu (9/2/2022)
Sherly menambahkan, terkait adanya klaster sekolah ini Dinkes melakukan tracing di 13 sekolah yang berakibat kegiatan PTM tidak bisa dilaksanakan sementara waktu.
“Setelah kita koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, di 13 sekolah tersebut ditutup untuk sementara waktu karena kami melakukan tracing untuk menghindari penyebaran yang lebih luas,” tambahnya.
Lebih lanjut Shierly menyebutkan bahwa belasan sekolah yang ditutup tersebut terdiri dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Dari jenjang sekolah dasar, yang ditutup diantaranya SD Kebonsari, SD Krapyakrejo 1, SD Tembokrejo, SD Sebani, SD Bugul Kidul, SD Karanganyar, dan SD Petamanan.
Sementara untuk jenjang SMP, hanya SMP 3 dan SMP 5 yang ditutup. Kemudian di jenjang SMA, ada SMA 1, SMA 2, SMA 4, dan SMA Speam Putri.
“Untuk sekolah yang lain masih mengikuti kebijakan SKB 4 Menteri, yakni PTMT 50 persen,” ungkapnya.
Menurut dr Sherly, asal penularan virus covid diantara para guru dan murid ini juga beragam.
Ada yang dinyatakan positif setelah dirawat di rumah sakit. Ada pula yang memang punya kontak erat dengan pasien covid dari klaster sekolah
“Ada yang ditemukan positif saat sakit di RSUD Purut. Ada yang tertular dari orang tuanya yang jadi guru dan mengajar di SD Kebonsari, ” imbuhnya
Saat ditanya apakah ada di Kota Pasuruan yang dinyatakan positif omicron, Sherly menyatakan masih menunggu hasil tes sample yang dikirim ke Surabaya.
“Masih menunggu hasil tesnya keluar dulu, sample yang kami kirim itu tidak semuanya diuji dan dikirim, ada kriterianya antara lain CT value kurang dari 30, ada komorbit dan Lansia yang dalam perjalanan,” pungkasnya.