Pasuruan, Selasa 10 Mei 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan – Jika mengikuti perkembangan kreasi batik terkini, tidak akan pernah ada habisnya dan akan menjadi istimewa apabila kita mampu mengembangkan serta melestarikan batik sehingga dapat digemari semua kalangan.
Pemkot Pasuruan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan menggelar Lomba Membatik tingkat SD/MI, SMP/MTs Negeri Swasta dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022.
Kabid. Kebudayaan Yudha Andri Asmara menyatakan, Kegiatan lomba membatik kali ini diikuti oleh 30 anak yang mewakili sekolah masing-masing dan mereka merupakan semifinalis lomba membatik tahun 2021
“Pesertanya kami ambil yang memang sudah bisa membatik, bukan yang masih belajar batik,” katanya, Selasa (10/5/2022).
“Hasil terbaik nanti akan diambil 12 peserta, setiap kategori 6 peserta. Kategori SD/MI juara 1, 2 dan 3 serta harapan 1, 2 dan 3. Untuk kategori SMP/MTs juara 1, 2 dan 3 serta harapan 1, 2 dan 3. Dan hasil karya para pemenang nanti akan dibuat baju/busana yang kemudian akan ditampilkan pada Fashion Run Way Batik Pesisir,” imbuhnya.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kadispendikbud H. Mualif Arif yang dihadiri juga oleh perwakilan dekranasda, dewan juri lomba, guru pendamping siswa dan seluruh peserta lomba.
Dalam sambutannya Kadispendikbud menyatakan tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkembangkan jiwa seni melalui lomba membatik dan kami juga ingin menyampaikan pesan kepada generasi muda khususnya di Kota Pasuruan untuk mencintai batik.
“Salah satu cara mewariskan budaya tradisional/ membantik ke generasi muda dengan cara seperti ini, dengan mengadakan lomba membatik. Lomba kali ini mengambil tema Cinta Batik Pesisir yang memiliki ciri khas yang ada di Kota Pasuruan,” ungkap Ayik.
Menurut Ayik upaya melestarikan batik yang merupakan salah satu kearifan lokal dengan lomba membatik ini, karena secara tidak langsung kita dapat mempertahankan batik khas Kota Pasuruan.
Sekaligus juga diharapkan mampu menumbuh kembangkan kreatifitas pengrajin batik secara berkelanjutan dan juga memunculkan generasi-generasi pembatik handal.
Salah satu dewan juri dalam lomba ini Fery Sugeng Santoso Owner Alam Batik Sukorejo sangat mengapresiasi kegiatan semacam ini selain bisa meregenerasi pembatik di Kota Pasuruan juga nanti hasil karya mereka bisa diurus hak ciptanya.
Untuk penilaian juri dilihat dari desain, kreatifitas, ragam desain, kualitas hasil cangting halus apa tidaknya, dan kain 2 meter yang disediakan panitia juga harus layak digunakan untuk jadi busana.
“Peserta desain 100 persen dirumah, mencangtingnya 75 persen dirumah dan 25 persen dilokasi lomba, sedangkan waktunya untuk mencanting 5 jam pewarnaan 4 jam,” ujarnya.
Salah satu peserta lomba membatik Nana dari SDN pekuncen yang sekarang sudah kelas 6 menuturkan kalau dirinya bisa membatik sejak kelas 5 dan dia bisa membatik karena dibimbing oleh gurunya, untuk waktu membatiknya nana hanya bisa membatik disekolah.
“Kalau biasa membatik hanya pas disekolah saja, kalau dirumah tidak bisa karena gak ada alat,” ujarnya.