Pasuruan, Sabtu 14 Mei 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan – Kreatif dan berjiwa seni, sesuatu yang pantas diberikan kepada salah satu warga Kelurahan Krapyakrejo di kampung Kepper 2 RT 2 RW 4 Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.
Mujammil (46) merupakan salah satu pelaku UMKM yang selama ini belum banyak diketahui warga secara umum tentang keterampilannya mengolah bahan yang sudah tidak produktif menjadi sesuatu yang bernilai dan punya nilai seni tinggi yang belum ada di daerah Pasuruan atau kota tetangga lainnya.
Jamil panggilannya sehari-hari merupakan seorang kepala keluarga dengan rutinitas sehari-hari pencari kayu bakar dan juga akar-akar pohon yang punya nilai seni. Kreativitas dan kemampuannya mengolah bahan akar bambu ori yang sudah tidak termanfaatkan, dari tangannya dia bisa jadikan barang unik dan punya nilai seni yang tinggi.
Bahan akar bambu ori yang didapatnya dari pemilik bambu dengan cara membeli secara borongan itu di jadikan buah tangan seperti bebek, merak, landak, burung, bangau, merry (anak bebek) dan juga uleg-uleg.
“Saya dapat bahan akar bambu ori ini beli dari orang dengan sistem borongan, setelah diambil kemudian diproses sesuai bentuk akarnya. Kalau bulu-bulu akarnya tebal bisa dijadikan model landak, yang kecil bisa jadi merry, kalau yang biasa bisa jadi bebek dan lainnya,” kata Jamil saat ditemui dirumahnya, Sabtu (14/5/2022).
Salah satu warga yang mengoleksi hasil karya Jamil yang kebetulan tetangganya, Khoiri (69) sangat tertarik dengan hasil karya Jamil karena memiliki nilai seni tinggi dan juga unik.
“Nilai seninya tinggi, pengrajinnya ngerti seni jadi unik. Ini akar bambu bahannya gak terlalu sulit. bagus banget dibuat hiasan rumah, banyak orang yang tertarik, terutama tamu-tamu saya karena punya nilai seni yang tinggi. Jadinya kayak seperti hidup beneran,” ujarnya.
Salah satu tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Krapyakrejo H. Hasan saat mendampingi teman-teman media berharap, dengan diangkatnya salah satu UMKM di Kelurahan Krapyakrejo ini bisa mengangkat ekonomi mereka, sehingga bisa merubah tarap hidup pelaku UMKM khususnya di daerah Krapyakrejo.
“Semoga dengan terangkatnya UMKM yang ada di Krapyakrejo ini, kedepan bisa juga mengangkat taraf hidup mereka ke arah yang lebih baik khususnya pasca pandemi covid-19. Kita dorong terus mereka untuk bangkit dan fokus pada kemampuan mereka tanpa mentergantungkan kepada orang lain,” harapnya.
Di tanya terkait kendala apa saja yang menjadi kendala dalam pembuatan kerajinan dari bahan akar bambu ini, Jamil menyatakan terutama masalah modal untuk membeli bahan akar bambu tersebut dan bahan pewarna seperti muvilex kemudian juga alat yang masih menggunakan alat manual seperti amplas.
“Kerajinan seperti ini di wilayah Pasuruan masih jarang, seumpama ada modal dan alat yang sedikit canggih, dalam sehari saya bisa memproduksi lebih banyak lagi. Saat ini dalam sehari cuma bisa bikin 2 karena masih pakai alat manual,” pungkas Jamil.