Pasuruan, Sabtu 4 Juni 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan – Indonesia adalah negara maritim. Tetapi tahukah kamu bagaimana keseharian para pembuat perahu di daerah-daerah pesisir? Salah satu kawasan perkampungan nelayan yang cukup dikenal adalah perkampungan nelayan di pesisir utara Kota Pasuruan tepatnya di Kelurahan Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan.
Kampung ini pun berhasil menghasilkan sejumlah pembuat perahu handal, kurang lebih ada 5 orang pembuat perahu. Salah satunya Maulan (52) yang kesehariannya biasa dipanggil Lan ini sudah bergelut didunia perahu sudah lebih dari puluhan tahun.
“Kalau ditempat ini baru sekitar lima tahunan, sebelumnya sering pindah-pindah malah sampai keluar jawa juga,” kata Maulan, Sabtu (4/6/2022).
Saat ini Maulan sedang memproduksi 1 unit perahu yang berukuran panjang 11,5 meter dan lebar perut kapal sekitar 2,5 meter punya salah satu warga Panggungrejo sendiri.
“Kalau ini punya warga sini aja, ini prosesnya tinggal satu papan lagi untuk ketinggiannya, kalau panjangnya 11,5 meteran dan lebar perut perahunya sekitar 2,5 meter,” ujarnya.
Maulan sendiri saat memproses perahu dari awal sampai selesai dibantu satu orang saja, dan menurutnya perahu pesanan yang sekarang sedang dikerjakan tersebut dari awal sampai selesai memakan waktu sekitar sebulan.
“Satu perahu itu biasanya sampai sebulan, tergantung besar kecilnya perahunya, kalau harganya yang ukuran seperti ini sekitar tiga puluh juta,” imbuhnya.
Untuk bahan perahunya sendiri dia cari kayu jatinya di daerah Petahunan dengan kayu jati yang special. Dalam sebulan Lan bisa menerima 2 pesanan perahu sekaligus.
Selain Maulan pembuat perahu yang juga sudah berpengalaman puluhan tahun yaitu Hamidin (55). Nama pria yang akrab disapa Bidin ini telah dikenal luas di kalangan nelayan baik di Pasuruan maupun kota-kota di sekitarnya.
‘Jam terbangnya’ sebagai pembuat perahu selama 35 tahun merupakan jaminan kualitas produk yang dihasilkan Hamidin. Tak heran bila setiap hari bengkel perahunya selalu didatangi para pemesan.
Bidin mengaku mewarisi keahlian membuat perahu diperoleh dari ayahnya, sebab ia sudah memulai membantu ayahnya membuat perahu sejak berusia 17 tahun.
“Sebenarnya kalau kualitas perahu itu tergantung kayu. Saya hanya mau pakai kayu jati, meski mahal. Orang-orang yang pesan sudah paham,” terangnya.
Kualitas perahu buatan Hamidin juga dikenal sangat bagus. Tak mengherankan nelayan yang memesan datang dari berbagai kota. Selain nelayan Pasuruan, pemesan juga datang dari Probolinggo, Sidoarjo, Surabaya, hingga Gresik.
Hanya dengan melihat dan memegang beberapa bagian, ia seakan sudah paham perahu sudah dibuat sesuai rencana atau masih ada kekurangan.
“Sudah di luar kepala. 35 tahun membuat perahu,” seloroh Hamidin diikuti tawa lepas.