Pasuruan, Minggu 10 Juli 2022
Reporter: Angga Ramapati
Ramapati Pasuruan — Di tengah maraknya penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan khususnya sapi, tidak berpengaruh pada antusias warga yang mau melaksanakan hewan qurban baik kambing ataupun sapi untuk dibagikan ke panitia qurban di daerah masing-masing.
Salah satu Masjid yang tahun ini masih mendapatkan hewan qurban berupa sapi adalah Masjid Baitul Muttaqin Kelurahan Krapyakrejo Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.
Sebelum menerima hewan qurban panitia juga sebelumnya menelusuri asal muasal hewan qurban yang akan diterimanya. Mulai dari mana sapi tersebut, sudah divaksin apa belum, apakah sudah dapat surat kesehatan dari dinas terkait dan lain-lainnya. Dan sebelum pemotongan juga sudah dilakukan pemeriksaan antemortem dan pasmortem yang dilakukan oleh dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Pasuruan.
“Jadi sebelum sapi ini kami terima, panitia menanyakan dulu riwayatnya, panitia juga langsung ngecek ke peternak sapinya. Apakah sudah divaksin dan sudah diberi vitamin. Alhamdulillah semua ketentuan yang disyaratkan lengkap dan dinyatakan aman,” kata Mohammad Hasan perwakilan panitia qurban Masjid Baitul Muttaqin. Minggu (10/7/2022).
Hasan menambahkan kalau panitia juga sering berkomunikasi dengan tim dokter hewan dari dinas, sementara untuk tempat penyembelihan yang harus mengajukan izin karena di potong diluar RPH juga sudah dilakukannya.
“Untuk surat dan persyaratan yang diharuskan juga sudah kami siapkan,” ujarnya.
Ditanya berapa banyak hewan qurban yang diterima panitia tahun ini. Menurutnya untuk tahun ini panitia menerima 5 ekor sapi dan 2 ekor kambing.
“Alhamdulillah tahun ini kami menerima lima sapi dan dua kambing, dimana setelah dipotong dan dikemas langsung kami bagikan kepada yang berhak menerimanya,” tambah Abah Hasan.
Pemotongan hewan qurban di Masjid Baitul Muttaqin juga dipantau langsung oleh dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang bertugas di wilayah Kecamatan Gadingrejo.
Menurut Drh. Fitri Hamidah yang melakukan pemantauan dari hewan qurban di Masjid Baitul Muttaqin menyatakan, pihaknya datang ke lokasi pemotongan hewan qurban untuk memberikan jaminan kesehatan veteriner bagi masyarakat yang akan mengkonsumsi hewan qurban.
Apalagi terkait wabah PMK yang terjadi di Indonesia saat ini, jadi perlu ada pengawasan dan juga memberi edukasi dan sosialiaasi kepada masyarakat bagaimana mengolah daging atau jereon yang diterima.
“Sebenarnya daging dari hewan qurban yang terjangkit PMK itu tidak membahayakan asalkan tau cara mengolahnya. Makanya kita datang ke panitia qurban untuk memberikan edukasi dan sosialisasi,” bebernya.
Fitri menambahkan kalau timnya melakukan pemeriksaan mulai dari antemortem sampai posmortem, yaitu saat penyembelihan dan juga saat pengemasan. Untuk daging dan jeroan selama proses pemotongannya bagus atau tidak dalam keadaan stres, maka darah dari sapi itu akan mengalir dengan sempurna.
“Kalau pemotongan dan waktu merubuhkan itu bagus maka darahnya itu akan mengalir dengan sempurna, sehingga darah lebih awet dan tidak mudah membusuk,” tambah Fitri.
Terakhir Fitri berpesan kalau sapi yang terjangkit penyakit lain didalamnya agar beberapa bagian harus dipendam atau tidak boleh dibagikan kepada masyarakat.
“Untuk kepala dan tulang walaupun sapinya dinyatakan sehat seharusnya panitia itu menyiapkan tempat perebusan untuk hati, paru-paru, limpa, jantung dan kepala sementara lambung dan usus harus dibuang untuk mengantipasi virus menyebar,” pungkasnya.