Pasuruan, Sabtu 6 Mei 2023
Disini lokasi pembangunan lapas Terintegrasi yang berada di Kelurahan Tapaan Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan (Foto: Angga Ramapati)
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan — Bagaimana kabarnya pembangunan Lapas Terintegrasi kelas IIB Pasuruan sampai saat ini. Terkait hal tersebut Ramapati Pasuruan melakukan kunjungan langsung ke Lapas Pasuruan.
Pembangunan Lapas Terintegrasi yang berlokasi di Kelurahan Tapaan Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan yang akan dibangun diatas lahan seluas 4, 17 hektar itu diperkirakan akan menelan biaya Rp 52,5 miliar dari anggaran pemerintah pusat melalui APBN.
Dari beberapa kebutuhan pembangunan lapas yang begitu menyedot anggaran salah satunya pekerjaan konstruksi dengan pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 49 miliar.
Dari dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membangunan fasilitas seperti blok perumahan, kantor teknis, dapur, tembok antar bangunan, tembok keliling serta sarana dan prasarana lainnya.
Selebihnya dipergunakan untuk pengadaan jasa, diantaranya penyusunan analisis mengenai jalur lalu lintas (AMDAL) yang saat ini masih bergulir di Kemenkumham.
Menurut Kalapas kelas IIB Pasuruan Yhoga Aditya Ruswanto, Lapas Terintegrasi nantinya akan memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dengan bangunan bertingkat. Setiap lantainya berkapasitas 200 orang sehingga bisa menampung 400 warga binaan pemasyarakatan (WBP).
“Kalau melihat perencanaan kedepannya, akan ada 5 blok dengan kapasitas mencapai 1.200 WBP,” kata Yhoga.
Yhoga menambahkan pembangunan Lapas Terintegrasi ini untuk merelokasi lapas yang lama, mengingat kondisinya semakin hari semakin sesak.
“Lapas yang baru nantinya akan banyak program-program pemasyarakatan yang lebih terintegrasi. Misalnya bangunan untuk pesantren dan rehabilitasi penyalahgunaan narkoba,” ujanya.
Yang menarik dan masih belum ada di Lapas yang lainnya, yaitu pembangunan lapas terintegrasi ini nantinya akan mengusung konsep smart prison dengan pengelolaan dan sistem pembangunannya yang dirancang berbasis teknologi.
“Tidak hanya smart prisonnya tapi yang terpenting yaitu mendesain sarana dan prasarana yang ada agar tercipta layanan berbasis HAM untuk selurah Warga Binaan,” pungkasnya.