Biasakan Bersedekah, Warga Kelurahan Randusari Bisa Beli Lahan Makam Baru dan Mobil Jenazah

Pasuruan, Kamis 15 Juni 2023

Lurah Randusari membuat program biasakan bersedekah bagi warganya. Hasil dari sedekah sudah bisa beli lahan makam baru dan mobil jenazah. (foto: angga ramapati)

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan — Berawal dari keinginan warga Kelurahan Randusari yang ingin memiliki tanah pemakaman sendiri karena tanah makam yang ada sudah hampir penuh. Atas permintaan warga sendiri maka dilakukanlah musyawarah antara pihak kelurahan dengan RT dan RW se Kelurahan Randusari yang akhirnya terbentuklah tim 9.

Tim 9 tersebut melibatkan RT dan RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus NU dan juga relawan.

Menurut Lurah Randusari Wahyudi saat dikonfirmasi ramapati diruangannya, dari hasil rapat disepakati bahwa setiap minggu sekali tim 9 ini berkeliling untuk melakukan penarikan kepada warga dengan tidak menentukan nilai atau sedekah seikhlasnya.

“Tim sembilan berkeliling setiap hari minggu kerumah-rumah warga untuk menjemput sedekah dengan tidak menentukan nilai atau seikhlasnya mereka, kalau ada monggo sedekah yang gak punya gak apa-apa,” kata Wahyudi. Rabu (13/06/2023) siang.

Dari hasil sedekah warga Randusari setiap minggunya tersebut menurut Wahyudi, kurang lebih sekitar 3 bulan di tambah donasi dari beberapa orang dermawan di Randusari. Apa yang diinginkan untuk mendapatkan tanah bagi lahan pemakaman baru bisa terwujud.

“Mulai dari pembebasan lahan sampai proses sertifikat tanahnya sudah beres semua, dan sertifikat tanahnya sudah di saya sekarang,” ujarnya.

Berkat sedekah dari warga Randusari setiap minggu sekali, tim 9 yang bekerja ikhlas dan suka rela tersebut juga sudah bisa membeli 1 unit mobil second yang di branding dan dimanfaatkan untuk mobil jenazah khusus warga Randusari sendiri.

“Jadi hasil sedekah dari warga selama tiga bulan kami sudah bisa membeli tanah makan dan mobil jenazah, kalau di total mulai pembebasan lahan makan dan mobil jenazah habis sekitar tiga ratus lima puluh Juta,” tambah Wahyudi.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu anggota tim 9 yang juga ketua RW 2 Edi Purnomo. Menurutnya tim 9 yang bergerak dan terjun ke masyarakat juga harus transparan mulai dari saat menghitung hasil tarikan dan juga setiap Jum’atan pihaknya selalu melaporkan ke warga mulai pemasukan dan pengeluaran uangnya.

“Alhamdulillah setiap minggunya tim sembilan bisa mengumpulkan uang sebesar lima sampai enam juta. Intinya kami disini harus transparan, contohnya saat menghitung hasil tarikan sedekah warga, kami menghitungnya diluar rumah dan harus ada yang menyaksikannya,” ujar Edi.

Selain sedekah dari warga yang melibatkan tim 9, warga Randusari juga disediakan kaleng sedekah yang disebar oleh pihak Masjid. Menurut Wahyudi ada sekitar 500 kaleng sedekah yang tersebar, dimana dari hasil kaleng sedekah ini diperuntukkan bagi warga yang sedang berduka atau ada keluarganya yang meninggal dunia.

“Kalau ada warga yang meninggal dunia, kita ambilkan bantuannya dari hasil kaleng sedekah ini dan yang lain juga untuk operasional mobil jenazah juga,” jelas Wahyudi.

Terakhir Wahyudi mengungkapkan kalau kegiatan semacam ini hasilnya dari rakyat untuk rakyat dan pihaknya juga tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama. Semuanya untuk kepentingan masyarakat.

“Di Randusari ini tidak hanya warga NU tapi juga ada Muhammadiyah, kalau ada yang meninggal ya kita bantu semua, dan Pak Lurah disini hanya sebagai penanggungjawab bukan sebagai penyuruh,” pungkasnya.