Reporter: Nur Aries
Ramapati Pasuruan — Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pasuruan mengikuti acara Pembukaan Penilaian Kinerja 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 tingkat Jawa Timur melalui Zoom Meeting di Aula MCC Gradhika, Rabu (29/05/2024).
Dalam pemaparan penilaian kinerja stunting tahun 2024 kali dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo (Mas Adi) yang sekaligus menjabat sebagai Ketua TPPS didampingi oleh kepala perangkat daerah dan stakeholder terkait.
Dalam arahannya Mas Adi menyampaikan Prevalensi Stunting Kota Pasuruan dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pada tahun 2022 jumlah balita stunting di Kota Pasuruan tercatat 21,1 persen, kemudian pada tahun 2023 turun menjadi 11,7 persen.
Dalam paparannya Mas Adi Menjelaskan, ada 8 indikator/aksi yang akan menjadi poin penilaian kinerja stunting daerah tahun 2024 di antaranya Hasil analisis sasaran dan target, rencana kegiatan, rembug stunting, produk hukum daerah terkait percepatan penurunan stunting, Kader Pembangunan Manusia (KPM), sistem manajemen data , pengukuran dan publikasi stunting, dan terakhir review kinerja Kota Pasuruan dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting.
Selain itu, menurutnya Pemerintah Kota Pasuruan terus berkomitmen dalam upaya penurunan angka stunting salah satunya dengan mendukung pelaksanaan program pemerintah Kota Pasuruan.
” Empat inovasi seperti Grebek Stunting (Gerak Bersama Stop Stunting), Gemas Genting (Gerak Masyarakat Cegah Stunting), Bunda Fatma Ayu yaitu budidaya, kemudian pemanfaatan tanaman obat keluarga, akupresur dan pelayanan kesehatan tradisional terpadu,” ujarnya
Sementara itu Asman Toga merupakan asuhan mandiri pemanfaatan obat keluarga dengan upaya memeliharaan dan meningkatkan kesehatan,” jelasnya.
Mas Adi berharap dengan adanya rapat ini seluruh perangkat daerah bersama stakeholder terkait dapat menyampaikan intervensi yang sudah dilakukan dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting di Kota Pasuruan.
“Semoga jumlah balita stunting ini bisa terus menurun dan mencegah adanya balita-balita stunting baru di Kota Pasuruan,” pungkasnya.