Pelajar Depresi Diduga Korban Bully Teman Sekolahnya di Fasilitasi Dinsos Kota Pasuruan Ke RSJ Lawang

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan — Sungguh mengenaskan nasib yang dialami NS (17), seorang pelajar SMA Negeri di Kota Pasuruan. Diduga akibat dibully oleh beberapa teman sekolahnya, korban  mengalami depresi berat hingga puncaknya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang.

NS yang mengalami depresi dimasukkan ambulan Dinsos Kota Pasuruan diantar keluarga dan tetangganya. (foto: istimewa)

Dalam video yang diterima tim liputan Ramapati, dimana ambulan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pasuruan bersama Satpol PP sedang menjemput korban saat akan dibawa ke rumah sakit jiwa. Terlihat korban di mobil tersebut dalam kondisi terikat pada bagian tangan, badan dan kakinya.

Dari informasi yang tim dapatkan bahwa korban merupakan siswa SMAN 4 Kota Pasuruan yang masih duduk dibangku kelas 11 dan korban dibawa ke rumah jiwa tersebut beberapa hari lalu oleh pihak keluarganya guna mendapatkan penanganan medis.

Lutfi Rohman Kepala SMA Negeri 4 Kota Pasuruan menceritakan tentang sosok NS berdasarkan informasi yang diterimanya.

“Dia adalah seorang anak yang pendiam, tertutup, dan jarang menceritakan keluh kesahnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Lutfi Rohman mengatakan terkait dugaan bullying yang puncaknya mengakibatkan korban mengalami depresi berat terjadi saat acara jalan santai.

“Saat itu korban melarang teman-temannya itu mengambil jalan pintas. Tapi kemudian terjadi adu mulut di antara mereka,” beber Lutfi Rohman.

Lutfi Rohman mengaku bahwa pihaknya  sudah sering memanggil kedua belah pihak baik perundung dan terundung untuk diingatkan.

“Siswa juga sudah dibekali dengan pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) juga mencakup tentang bullying tapi ya tetap saja, masih terjadi bully, dan kita tidak mungkin dapat memantau satu persatu murid yang jumlahnya ratusan,” terangnya. 

Terungkap, bahwa korban diduga dibully oleh beberapa teman sekolahnya yang kebetulan mereka satu sekolahan sejak SMP hingga SMA.

“Dari keterangan Guru BK, saat menjenguk NS menyebut ada 8 nama teman-teman sekolah. Korban diduga menjadi korban bullying delapan temannya tersebut,” ungkapnya.

Kemudian delapan siswa itu pada hari Rabu 21 Agustus 2024, hendak ke rumah korban untuk bertemu dan meminta maaf kepada korban dan keluarganya. Namun pada saat itu terjadi miskomunikasi, lalu delapan siswa tersebut ke rumah korban pada hari Kamis, 23 Agustus 2024.

“Sayangnya tidak bisa ketemu, sebab miskomunikasi. Teman-temannya datang pada besoknya (Kamis, 22 Agustus 2024), dimana NS sudah dibawa ke RSJ pada hari Rabu (21 Agustus 2024),” jelasnya.

Untuk konsekuensi kedepan, lanjut dia, akan menunggu hasil dari pemeriksaan psikologis terhadap korban pada hari Selasa (27 Agustus 2024). Pemeriksaan psikologis ini untuk mengetahui apakah akibat bullying dan atau akibat pengaruh beban pikiran masalah lain diluar sekolahan seperti masalah keluarga ataupun dampak mengikuti kegiatan supranatural.

“Tidak ada kekerasan fisik, hanya olok-olokan, kita tunggu hasil psikolog dulu, apa akibat bullying atau akibat tekanan batin yang lain diluar sekolah serta dari gelagat anak ini kemungkinan seperti mengikuti mendalami ilmu lain semacam ilmu spiritual,” pungkasnya.

Dari info yang tim liputan dapatkan, pihak keluarga hari ini berencana melaporkan kejadian di duga bullying ini ke Polres Pasuruan Kota.

Sementara data pelaku bully yang sebelumnya berjumlah 8 orang bertambah menjadi 15 orang.