Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan — Di saat bulan puasa menu utama yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya waktu mau berbuka puasa yaitu minuman yang mengandung es sebagai pelepas haus dan dahaga setelah seharian berpuasa.
Bicara minuman es, di Kota Pasuruan ada sebuah tempat/warung es yang sangat melegenda dan wajib dicoba. Depot Es Campur Saparuwa (berdiri sejak 1979) yang terletak di jalan raya Kraton, Kelurahan Karangketug Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Sekilas, bangunan depotnya tak terlihat mencolok dan justru seperti bangunan rumah lawas yang klasik. Meski begitu, Depot Es Campur Saparuwa selalu terlihat ramai, apalagi saat sore hari menjelang berbuka puasa.
Es Campur Saparuwa memang cocok dinikmati sebagai pelepas dahaga setelah seharian berpuasa. Rasanya yang manis punya ciri khas sendiri dibandingkan dengan es campur lainnya, yakni rasa legit dari manisan nanas yang bercampur dengan kentalnya susu dan gula dan bedanya es campur saparuwa ini saat di sajikan bukan di taruh didalam mangkuk tapi di dalam gelas.
“ Yang khas di sini memang manisan nanasnya yang warnanya coklat ini. Orang-orang kadang ngiranya kurma, tapi sebenarnya nanas,” ujar Kholifah (33) generasi kedua pemilik Depot Es Campur Saparuwa, Senin (18/03/2024) sore.
Untuk satu gelas Es Campur Saparuwa dijual Rp7.000 Sementara apabila dibungkus dan dibawa pulang, satu bungkus Es Campur Saparuwa dihargai Rp13.000, tentunya dengan porsi yang lebih besar.
Dalam satu gelas Es Campur Saparuwa, ada enam komponen toping yang berbeda-beda. Selain manisan nanas, ada irisan kelapa, cincau hitam, kolang-kaling, alpukat, serta jelly hijau atau yang disebut jomble.
Menurut Kholifah, rasa dan resep Es Campur Saparuwa tidak pernah berubah sejak 45 tahun silam.
Es Campur Saparuwa ini juga biasanya dinikmati dengan cemilan tahu yang dijual dengan harga Rp2.000
Menurut Kholifah, selama bulan ramadan, penjualan Es Campur Saparuwa mengalami peningkatan. Dalam sehari, dia paling banyak bisa menjual hingga seribu bungkus.
“ Di bulan puasa ini kan cuacanya pas panas- panasnya ya, jadi banyak dari pondok-pondok dan masjid-masjid yang beli buat takjil saat berbuka,” ungkapnya.
Sementara salah satu penerus usaha Es Campur Saparuwa lainnya, Muhammad menceritakan,
almarhum ibunya, Nur Hayati membuka usaha sampingan es campur ini untuk membantu suaminya, Muhammad Cholil yang berkerja sebagai pedagang es balok keliling.
Asal nama Es Campur Saparuwa sendiri merupakan paduan dari dua nama bulan dalam kalender Jawa, yakni bulan Sapar dan bulan Ruwah.
“Orang-orang sering mengira saparuwa itu dari bahasa Madura yang artinya siapa dia. Padahal aslinya berasal dari Sapar dan Ruwah. Sapar itu bulan kelahiran saya sebagai anak pertama, kalau ruwah itu bulan berdirinya usaha es campur ini,” pungkasnya.