Angga Ardiansyah – Ramapati Pasuruan
Pasuruan, Kamis 25 Nopember 2021
Ramapati Pasuruan– Bandeng khususnya yang ada di Jelak ini sudah dikenal sejak kerajaan Majapahit, tapi bukan sebagai ikan konsumsi melainkan sebagai ikan hias.
Konon pada suatu ketika sang Raja memerintahkan anak buahnya untuk dimasakkan ikan bandeng karena keingintahuannya sang Raja, maka disuruhlah pembantunya untuk memasakkan ikan bandeng dan betapa takjubnya sang Raja disaat memakan ikan bandeng rasanya sangat enak, seperti yang disampaikan Ir. Lego Suhono. MP Lektor Kepala di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo.
Kisah lain dari sejarah bandeng jelak ini, Konon ada pimpinan dari Kerajaan yang berjalan menggunakan kuda, tapi sesampainya di dusun jelak tiba-tiba sang pimpinan ini terjatuh.
Setelah dibantu anak buahnya, pimpinan ini meludah sambil mengatakan semoga tempat ini menjadi tempat yang bisa membuat petani tambak hasilnya bisa berlimpah ruwah dan rasa khasnya beda dari daerah lain, karena Aku telah terjatuh ditempat ini, ujar Gus Ipul yang mana kisah ini beliau dapat dari pak Junaidi perwakilan anggota DPRD Kota Pasuruan.
” Menurut versinya Pak Junaidi, nek salah ojok salahno Aku, tapi jika benar aku dapat nama, ujar Gus Ipul.
Dari kedua histori itu ternyata bandeng sudah dikonsumsi oleh warga Jawa Timur sejak jaman Majapahit.
Dan di Jawa Timur itu selain Kota Pasuruan ikan bandeng juga di Gersik dan juga Sidoarjo daerah penghasil bandeng karena daerah tersebut dilewati sungai brantas dimana dari pengunungan mengalirkan air dan membawa unsur hara dan unsur hara ini yang menjadi pupuk sebagai makanan bandeng yang juga disebut kletong.
” Itulah kenapa bandeng itu rasanya gurih, karena berasal dari sari atau hara dari pengunungan yang luar biasa,” ujar Lego.
Dan dari hasil penelitian ternyata kandungan omega3 ikan bandeng itu 6 kali lipat dari pada ikan salmon.
” ikan bandeng iku omeganya 14,2 persen sementara ikan salmon hanya 2,6 persen,” pungkas lego suhono. (Aga)