Pasuruan, Rabu 23 November 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan — Dalam rangka memberikan apresiasi kepada para pegiat literasi di Kota Pasuruan, baik dari siswa sekolah, perangkat kelurahan dan masyarakat umum dalam membudayakan kegemaran membaca ditingkat Kota Pasuruan sekaligus mengenalkan minat baca menggunakan teknologi.
Pemkot Pasuruan melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pasuruan menyelenggarakan Puncak Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca dan Hari Kunjung Perpustakaan dan Launching Aplikasi Pasuruan Book’s of Digital. bertempat di halaman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pasuruan. Rabu (23/11/2022).
Dalam kegitan ini dihadiri langsung Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) turut serta mendampingi Kepala Perangkat Daerah, Kepala Sekolah SD dan SMP, Camat dan Lurah se Kota Pasuruan.
Titrit Satrija Nimpuna, S. Si, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip menyatakan tujuan dari acara ini untuk meningkatkan indek literasi masyarakat Kota Pasuruan serta mendukung terwujudnya indek pembangunan masyarakat dari usia dini hingga dewasa di Kota Pasuruan.
“Dalam kegiatan ini sekaligus mensosialisasikan aplikasi inovasi PODI yang langsung diresmikan Wali Kota Pasuruan,” kata Titrit.
Menurut Titrit ada beberapa kegiatan/materi dalam acara ini, dimana acaranya sudah dimulai dari kemarin Selasa 22 November dan hari ini 23 November 2022.
Beberapa kegiatan dalam acara ini antara lain; Bazar buku dari sejumlah penerbit di Jawa Timur, pentas literasi dari komunitas seni, budaya dan taman baca masyarakat. Juga ada talk show pendidikan karakter oleh duta literasi sekolah.
“Hari ini launching aplikasi Pasuruan Book’s of Digital oleh Wali Kota dan penandatangan MoU disperpusip dengan perpustakaan sekolah dan kelurahan dalam rangka pemenuhan target perpustakaan berbasis inklusi sosial dan juga penyerahan hadiah lomba,” ujarnya.
Sementara itu Gus Ipul berharap dijaman sekarang itu harus ada transformasi dibidang teknologi khususnya juga didunia literasi.
“Biyen buku itu sangat penting sekali, sekarang orang lebih menggunakan teknologi. Itu yang mungkin perlu disadari dan perlu adanya transformasi dibidang perpustakaan dan kearsipan,” harap Gus Ipul.
Transformasi itu bagaimana bisa disekenario dengan melalui tahapan tahapan yang jelas, sehingga orang yang datang kesini itu bisa mendapatkan nilai lebih.
“Sepanjang orang itu bisa mengakses dari smartphone, orang itu kurang membutuhkan. Maka perpustakaan itu harus membuat sesuatu yang tidak ada dismartphone atau kalau bisa diakses smartphone itu harus bayar mahal,” pungkasnya.