Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pasuruan jelang pesta demokrasi PEMILU (pemilihan umum) serentak tahun 2024 yang akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024 kembali melakukan sosialisasi.
Sosialisasi kali ini dikhususkan bagi segmen Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang ada di wilayah Kota Pasuruan. Yang menjadi special dikarenakan acara ini langsung dihadiri oleh Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang bertempat di RM. Pudja.
Menurut Ketua KPU Kota Pasuruan Royce Diana Sari, pihaknya telah melakukan tahapan Pemilu sejak bulan Juni 2022 dan sampai saat ini Pemilu sudah tinggal sejengkal lagi. KPU terus melakukan sosialisasi secara masiv.
” Sudah beberapa tahapan kami lalui, yang banyak kami laksanakan pada tahun- tahun sebelumnya yaitu pada segmen pemilih pemula,” ujarnya.
Kedepan Royce juga akan mengundang simpul- simpul lain, seperti perempuan, disabilitas, kaum marginal dan lainnya.
” Banyak simpul yang kami pilih, tujuannya semata- mata kami meminta bantuan kepada masyarakat untuk bisa membantu kami untuk mensosialisasikan, bahwa tahun dua ribu dua empat tanggal empat belas Februari akan ada pemilihan dan penghitungan suara,” harapnya.
Terakhir Royce berharap partisipasi masyarakat untuk bisa hadir ke TPS, agar yang namanya Pemilu bisa terwujud dan tercapai sesuai harapan kita bersama.
Acara dilanjut tanya jawab (sharing) yang dipandu oleh Nanang Abidin, kesempatan pertama diberikan kepada Gus Ipul, menurutnya KPU melalui sosialisasi ini minta bantuan untuk membantu tugas- tugasnya dalam rangka supaya Pemilu di Kota Pasuruan berjalan kondusif.
” Kita di Pemkot sendiri hanya sebagai pendukung yang memang menjadi bagian perintah undang- undang, menyiapkan anggaran tapi yang lainnya menjadi domendnya KPU,” ungkapnya.
Gus Ipul mengajak dan berharap kepada yang hadir untuk bisa mendukung KPU untuk pelaksanaan Pemilu yang jujur, dan semua warga bebas memilih tanpa di tekan dan tanpa paksaan dan terpilih orang- orang hebat di legislatif nantinya.
Selanjutnya beberapa pimpinan ormas berdialog dengan beberapa pertanyaan, usulan, dan lainnya.
Seperti yang dipertanyakan Yono yang mengkritik terlalu banyaknya reklame bacaleg yang membuat keindahan kota kembali hilang.
Ada juga permintaan agar melepas reklame yang tidak sesuai ketentuan ketentuan, money politik, dan lain sebagainya.