Lestarikan Budoyo Jowo melalui ‘Jowo Ben’ SDN Randusari Perkenalkan Musik Tradisional Keroncong

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan — Program penguatan pendidikan karakter terkait upaya melestarikan bahasa daerah khususnya Bahasa Jawa di Kota Pasuruan sesuai dengan surat edaran bernomor: 420/2370/423.102/2023 tertanggal 29 September 2023 yang ditujukan kepada Kepala PAUD, SD, SMP Negeri Swasta se- Kota Pasuruan tetap dilakukan oleh SDN Randusari.

” Kegiatan rutin sekolah jowo ben disini tetap berjalan, dan ini kita buat sendiri kegiatannya untuk melestarikan bahasa jawanya,” kata Dra. Hj. Retno Anggraini Kepala Sekolah SDN Randusari, Jum’at (02/07/2024).

Siswa – siswi SDN Randusari mengikuti kemeriahan Jowo Ben dihalaman sekolah. (foto: dok. SDN Randusari)

” Kegiatan jowo ben disini diadakan setiap tanggal 2 sekarang, kalau dulu setiap hari Jum’ at,” tambahnya.

Retno mengatakan untuk hari ini kegiatan yang dilaksanakan diawali dengan istighosah di pagi hari. Dan dilanjutkan dengan acara jowo ben dan lomba- lomba.

Menurut ketua pelaksana Maharani (Mbak Rani) yang sekaligus salah satu dewan guru disana mengatakan, dalam kegiatan jowo ben selalu menampilkan tema yang berbeda, seperti saat ini temanya pengenalan alat musik keroncong kayak ukulele bersama komunitas keroncong Pasuruan.

” Kalau bulan sebelumnya itu temanya wayang dan dalang, untuk bulan sebelumnya lagi temanya dongeng berbahasa jawa, yang sekarang bersama komunitas keroncong Pasuruan. Jadi anak- anak diajari main ukulele,” ujar Rani.

Selama anak- anak cuma nyanyi tapi tidak pernah tau alat musiknya, setelah melalui kesepakatan akhirnya kita datangkan komunitas keroncong Pasuruan kota.

” Bulan depan kita coba mengangkat makanan tradisional,” ucapnya.

Untuk lomba yang dilaksanakan diantaranya lomba tari, lomba gerak dan lagu dengan lagu daerah temanya dondong opo salak.

” Jadi lagunya itu yang mudah dikenal anak- anak dan memang lagu buat anak- anak yang diangkat dondong opo salak,” ungkap Rani.

Retno berharap dengan kegiatan semacam ini bisa melestarikan budaya jawa agar generasi Z ini lebih mengenal bahasa jawa.

Untuk program yang lain Rani mengadakan acara Sabtu makan bersama Randusari yang diadakah di hari Sabtu terakhir setiap bulannya.

” Jadi seluruh siswa makan bersama dengan tema makanan yang berbeda- beda, bawa dari rumah sendiri. Bulan kemarin itu kita makanannya kudapan atau kukusan dan yang besok ini ayam dan telur,” pungkasnya.