Pasuruan, Senin 18 Juli 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan — Pencak silat adalah seni bela diri tradisional Indonesia yang memperhatikan seni keindahan gerakan dalam setiap jurusnya. Setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas dan memiliki keunikan gerakan musik pengiringnya masing-masing, misalnya di Kota Pasuruan yang memiliki pencak kuntu mancilan.
Pencak silat sebagai salah satu warisan budaya tak benda sudah mendapatkan pengakuan dan telah ditetapkan oleh Unesco pada tahun 2019. Penobatan ini dilakukan dalam acara Intergovernmental Committe For The Safeguarding Of The Intangible Cultural Heritage yang dilangsung di Kolombia.
Dalam rangka membangun rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, hal ini juga didukung dengan kehadiran pencak silat sendiri sebagai suatu beladiri tradisional Indonesia. Pemkot Pasuruan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kota Pasuruan menyelenggarakan acara pembinaan giat lestari pencak silat bagi guru olahraga SD/MI Negeri/Swasta se-Kota Pasuruan.
Menurut Kabid. Kebudayaan pada Dispendikbud Yudha Andri Asmara saat dikonfirmasi menyatakan kegiatan ini diikuti oleh guru olahraga SD/MI Negeri Swasta se-Kota Pasuruan dengan jumlah untuk guru olahraga SD 34 peserta dan guru olahraga MI 4 peserta.
“Acara ini diikuti oleh seluruh guru olahraga Negeri Swasta se Kota Pasuruan, dan akan dilaksanakan selama tiga hari di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya. Senin (18/7/2022).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan H. Mualif Arif, S.Sos. MM dalam arahannya mengharapkan kegiatan ini merupakan salah satu usaha menjaga kelestarian dan kecintaan akan budaya daerah dan dapat mengembangkan bibit-bibit penerus secara berjenjang dan berkelanjutan agar dapat ditransfer kepada murid di sekolah.
“Dengan mempelajari pencak silat yang dimulai dari generasi yang paling muda, diharapkan pencak kuntu mancilan mampu bertahan dalam menghadapi arus globalisasi. Karena kearifan lokal tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sarana pembangunan karakter bangsa dan tetap berkembang agar tidak punah,” harapnya.
Ayik panggilan akrapnya menginginkan dengan mempelajari pencak silat kuntu mancilan ini akan dapat menjadi ajang promosi dengan sering ditampilkannya pada acara-acara sebagai hiburan pembuka.
“Harapannya kedepan agar pencak kuntu mancilan ini sebagai ajang promosi dan dapat berpotensi diangkat dan dikembangkan sebagai ikon daerah khas Kota Pasuruan,” ujarnya.
Salah satu anggota DPRD Kota Pasuruan dari komisi 1 H. Saifudin yang juga turut hadir dalam pembukaan pembinaan ini berharap agar para guru olahraga yang ikut kegiatan ini, bisa secara maksimal mengikutinya, untuk nantinya bisa ditransfer ilmu yang diterimanya kepada murid di sekolahnya masing-masing.
“Ilmu yang diserap nanti agar bisa diterapkan dan di transfer keanak didik masing-masing disekolah sebagai pendidikan ektrakulikuler,” bebernya.
Saifudin menambahkan kalau seni pencak kuntu mancilan ini nantinya bisa menjadi seni tradisional yang bisa tampil saat menyambut tamu- tamu kehormatan di Kota Pasuruan .
“Pencak kuntu mancilan ini adalah budaya khas Kota Pasuruan yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan kepada khalayak khususnya warga Kota Pasuruan. Misalnya kalau ada tamu seperti Menteri atau yang lainnya. Pencak kuntu ini diagendakan menjadi penampilan penyambutan selamat datang,” harapnya.
Dan Saifudin juga berkeinginan agar Pemkot melalui Dispendikbud memiliki gedung pencak silat sendiri, agar nanti kalau wisatawan yang ingin mengetahui sejarah pencak kuntu ini ada buktinya.
“Kalau nanti ada wisatawan yang tanya tentang pencak kuntu ini, kita bisa menjelaskan dengan sejarah dan bukti fisik berupa bangunan gedung pencak silat,” pungkasnya.
Dalam pembinaan giat lestari pencak mancilan ini menghadirkan ketua perguruan pencak silat kuntu mancilan dan sekaligus ketua ikatan pencak silat indonesia Kota Pasuruan, Kharis Fadillah bersama 5 orang pendekar lainnya untuk memberikan pelatihan dan bimbingan kepada seluruh peserta.