Maksimalkan Lahan Sempit, Warga Randusari Berkebun Sawi Tosakan Dengan Sistem Hidroponik.

Pasuruan, Kamis 30 Juni 2022

Zainul sedang memanen hasil berkebun dengan sistem hidroponiknya, sawi tosakan dipekarangan rumahnya

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan — Salah satu metode berkebun dilahan perkotaan dengan lahan terbatas sekaligus sebuah cara atau konsep memindahkan pertanian konvensional menjadi pertanian perkotaan atau yang biasa dikenal dengan istilah urban farming salah satunya dengan sistem hidroponik.

Hidroponik sendiri adalah salah satu metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.

Di Kota Pasuruan ada salah satu kelompok yang terus menggunakan metode ini mulai dari tahun 2020 sampai sekarang. Mereka merupakan kelompok hidroponik yang awalnya terbentuk di Kelurahan.

Penanggung jawab sekaligus ketua kelompok hidroponik Zainul kepada tim liputan ramapati menyatakan, kalau awal mula dirinya menggantikan kepengurusan kelompok hidroponik di Kelurahan Randusari mulai tahun 2020 awal. Dan dirinya juga menerapkan sistem berkebun dengan hidroponik ini dirumahnya sejak tahun 2021.

“Awalnya saya meneruskan kepengurusan kelompok hidroponik di kelurahan mulai januari 2020. Dan sejak 2021 dirumah juga menerapkan sistem bertanam dengan hidroponik ini, karena tidak ada lahan jadi pakai sistem hidroponik ini,” beber Zainul. Kamis (30/6/2022).

Dirinya merasa terbantu dengan berkebun menggunakan sistem hidroponik ini, karena hasil panennya bisa buat tambahan penghasilan dan tidak banyak memakan tempat serta jangka waktu panennya gak lama.

“Untuk jenis sayurnya saya tanam sawi tosakan, dengan masa tanam sampai panen berkisar tiga puluh sampai tiga puluh lima hari saja,” ujarnya.

Zainul menceritakan untuk prosesnya sendiri, mulai dari pembibitan dari biji setelah 10 sampai 15 hari baru dipindah untuk proses pembesaran sampai panen. Dirinya memiliki sekitar 160 lobang untuk media tanam dimana disetiap lubangnya terisi 2 sampai 3 tanaman.

“Enaknya menggunakan sistem hidroponik ini karena kebutuhan air lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah,” ungkapnya.

Ditanya kenapa tertarik menanam jenis sawi dengan sistem hidroponik, menurutnya sawi hidroponik itu batangnya bisa dimasak sampai pangkal, batang daunnya juga tidak pahit.

“Sawi hidroponik itu enak gak pahit, batangnya juga bisa dimasak. Satu lubang itu saya jual seribu sampai dua ribu rupiah,” pungkasnya.