Omset Berkurang Selama Pandemi, Pengusaha Mebel Bertahan Dengan Mengandalkan Modalnya Untuk Makan Sehari-hari.

Angga Ardiansyah – Ramapati Pasuruan

Pasuruan, Minggu 29 Agustus 2021

Salah satu furnitur yang diperjual belikan di Pasar Bukir

Ramapati Pasuruan– Dampak pandemi selama ini sangat mempengaruhi segala sektor, tak terkecuali pengusaha mebel yang ada dipasar Bukir Kota Pasuruan.

Salah satu pengusaha mebeler tersebut adalah bapak Supri yang menurut pengakuannya sudah puluhan tahun menggeluti dunia furniture ini.

Saat tim liputan ramapati berkesempatan bincang-bincang dengan pak supri yang saat ditemui sedang duduk santai bersama rekan yang lain dengan suguhan kopi hitam dan candaan ringan sesama penghuni pasar mebel bukir.

” Setiap hari ya seperti ini mas, habiskan waktu bersama yang lain sekalian nunggu pembeli siapa tahu ada yang datang,” ujarnya.

Pak Supri bercerita sebelum masa pandemi usaha mebelnya itu lumayan lancar, karena produk mebel di Pasar Bukir ini terkenal diluar kota itu karena kualitasnya yang bagus dan harganya terjangkau.

” Sebelum corona mas, setiap hari ada saja yang datang baik yang hanya tanya-tanyak ada juga yang langsung beli dan minta dikirim,” katanya. Sabtu (28/8/2021).

” Mereka yang datang itu kebanyakan dari luar kota, ada yang dari Ponorogo, Kediri, Madiun, Gersik, Bayuwangi dll,” tambahnya.

Selama masa pandemi saat ini pak Supri dan yang lainnya cuma bersabar dan pasrah pantang menyerah terus berusaha dengan tetap membuka los mebelernya.

Saat di tanya tentang bagaimana cara mempromosikan produk mebelernya, pak Supri tidak pernah promo kemana-mana dan tidak lewat media sama sekali, cuma mengandalkan nama besar pasar mebel bukir yang sudah terkenal di mana-mana dan hubungan baik dengan para pelanggan atau relasinya.

” Saya gak tau promosi lewat media ataupun medsos, cuma ngandalin hubungan baik dengan para pelanggan,’ ujarnya.

Selama pandemi ini para pengusaha furniture ini tetap bertahan semampunya malahan buat makan dan kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya mwnggunakan uang dari modal yang harus mereka putar untuk keberlangsungan usahanya.

” Saat ini seminggu sampek dua minggu baru ada 1 pelanggan yang datang dan juga ada yang pesan untuk langsung diantar kerumahnya,” kata pak supri

” Untuk pesanan yang keluar kota itupun kita harus pintar-pintar cari jalan tikus untuk bisa lolos dari penyekatan waktu ada PPKM, dan itu jelas mengurangi hasil kami, gak apa apalah ketimbang gak laku mas,” ujar pak supri lebih lanjut.

Kondisi pasar mebel bukir sendiri saat ini kurang dari kata layak, semoga rencana pembangunan pasar mebel yang baru pasca kebakaran beberapa tahun yang lalu secepatnya bisa terealisasi, sehingga para pedagang/pengusaha mebel yang ada dipasar bukir ini tambah nyaman dan kedepan bisa mengangkat perekonomiannya, sesuai dengan program Pemerintah Kota Pasuruan Kota Madinah ( maju ekonominya, indah kotanya dan harmoni warganya ) yaitu pada maju ekonominya. (Aga)