Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan — Hari Aids Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember 2024, World AIDS Day tahun ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengusung tema nasional “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa.”
Pesan kuat ini kembali disuarakan sebagai pengingat untuk mengakhiri stigma, diskriminasi, dan ketidaksetaraan dalam penanganan HIV/AIDS di Indonesia.
Pemkot Pasuruan melalui Dinas Kesehatan melaksanakan Hari Aids Sedua pada hari ini, Sabtu (30/11/2024) bertempat di Valencia Bakery Cafe yang dihadiri langsung oleh Plt. Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo (Mas Adi) disampingi Sekda Kota Pasuruan, Kepala Dinas Terkait dan Camat dan Kepala Puskesmas se Kota Pasuruan dan dihadiri oleh kader serta komunitas peduli HIV/Aids.
Dalam laporannya Kadis Kesehatan dr.Shierly Marlena menyampaikan latar belakang kegiatan ini yaitu karena penularan HIV/Aids perlu dipantau, diawasi dan dikendalikan.
Karena HIV/Aids dipandang sebagai virus yang mengancam dan sangat membahayakan masyarakat. Berdasar data dari Dinkes menurut Shierly penemuan kasus secara akumulatif dari tahun 2022 sampai bulan Oktober 2024 ada 582 kasus HIV dan 112 telah meninggal.
“Tahun 2024 ditemukan 34 kasus baru di Kota Pasuruan”, katanya.
Menurutnya permasalahan di Kota Pasuruan karena memang masih adanya stigma dan diskriminasi serta kepatuhan pengobatan masih menjadi tantangan besar dalam penanggulangan HIV/Aids di Kota Pasuruan.
“Mengingat pengobatan HIV/Aids menjadi rutinitas seumur hidup orang dengan penderita HIV”, ujar Shierly.
Untuk penanggulangannya sendiri sudah dilakukan dengan berbagai upaya, dimana di Kota Pasuruan sudah ada 11 layanan testing HIV antara lain 2 rumah sakit dan disemua Puskesmas di Kota Pasuruan dan 1 klinik lembaga pemasyarakatan.
“Semua fasilitas pemerintah di Kota Pasuruan, satu rumah sakit pemerintah, satu rumah sakit swasta dam di 8 Puskesmas, semuanya sudah bisa melayani pengobatan HIV di Kota Pasuruan”, ungkapnya.
Sementara itu Mas Adi mengajak kepada semua agar tetap optimis khususnya di tahun 2030 ada target 3 zero diantaranya; zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi menuju Indonesia bebas AIDS pada 2030.
“Stigma ini kadang menjadi persoalan yang juga cukup serius, sehingga para penyintas atau ODHA (orang dengan HIV/Aids) tidak berani untuk menyampaikan dengan jujur sehingga tidak bisa tertangani dengan baik”, jelasnya.
Dari data kasus HIV/Aids di Kota Pasuruan, Mas Adi berharap adanya zero penyebaran artinya yang sudah terdeteksi sejumlah 34 kasus ini tidak menyebarkan kepada orang-orang terdekatnya.
Selain itu Mas Adi juga berharap zero kematian, dimana penyintas HIV/AIDS dengan optimisme dan penuh kenyakinan kuncinya keterbukaan dan disiplin.
Selain itu Mas Adi menyatakan pentingnya memberikan literasi kepada seluruh masyarakat bahwa Aids bisa mengenai siapa saja dan mereka itu saudara yang sama punya hak untuk hidup berdampingan dengan semua.
Terakhir Mas Adi berharap kasus HIV/Aids di Kota Pasuruan terus mengalami penurunan, sehingga target di tahun 2030 bener- benar zero penyebaran, zero kematian dan zero stigma dari masyatakat.