Pengrajin Seni Kaligrafi Berbahan Kayu Jati, Warga Randusari Omsetnya Capai Puluhan Juta.

Pasuruan, Sabtu 4 Juni 2022

Pengrajin seni kaligrafi warga Kelurahan Randusari sedang memahat seni kaligrafinya yang berbahan dasar kayu jati

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan – Salah satu pengrajin seni kaligrafi yang karyanya sudah mendunia dan tidak banyak diketahui oleh warga Kota Pasuruan, yaitu kerajinan seni kaligrafi yang berbahan baku kayu jati yang oleh kebanyakan masyarakat Kota Pasuruan dijadikan sebagai bahan furniture berupa kursi, lemari dan tempat tidur dan lain-lainnya.

Tapi di tangan Adi Budiyono (25) warga Jalan Gatot Subroto, Rt 2 Rw 4 Kelurahan Randusari Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Sejak tahun 2017 Kayu Jati dimanfaatkan untuk kerajinan kaligrafi yang bernilai seni tinggi dengan harga yang cukup fantastik.

“Awalnya sempat juga memanfaatkan sisa-sisa kayu yang banyak di daerah Randusari ini dijadikan kerajinan craft, tapi pemasarannya kurang menjanjikan. Akhirnya saya beralih ke kerajinan seni kaligrafi ini,” kata Adi saat di konfirmasi di losnya, Sabtu (4/6/2022).

Ditanya mulai kapan bisa melukis kaligrafi Adi menyatakan bahwa dirinya sudah sejak kelas 3 SD memang suka menggambar dan melukis, kalau keahliannya dalam hal mengukir Adi sendiri memang hidup didaerah pengrajin ukir. Jadi setiap harinya sering melihat orang mengukir akhirnya lama kelamaan jadi bisa.

“Mulai sejak SD kelas 3 saya sudah suka menggambar dan melukis, untuk mengukirnya sendiri kebiasaan melihat bapak mengukir jadi akhirnya bisa,” ujarnya.

Di los yang diberi brand sejati ini Adi Budioyo mengerjakan seni kaligrafi dari para pelanggannya

Untuk prosesnya sendiri Adi menjelaskan dimulai dari kayu jati glondongan yang selanjutnya dipotong lembaran dan kemudian disambung sesuai ukuran tahap berikutnya di gambar/dimal selanjutnya di ukir. Untuk pemasarannya Adi memanfaatkan media sosial dan pemesannya dari beberapa daerah di Indonesia diantarnya dari Riau, Samarinda, Sumatera, Boyolali, Bogor, NTB, Kalimantan, Bali, Jember, Gresik, Malang, Kediri, Surabaya dan pernah juga dari Korea.

“Untuk pemasarannya sendiri 90 persen melalui media online, baik Facebook, Instagram dan juga Youtube. Kalau yang pesen dari seluruh Indonesia dan pernah juga ada yang memesan dari Korea,” imbuhnya.

Sementara untuk omset dari kerajinan kaligrafinya sendiri Adi mengatakan tidak menentu, apalagi saat pandemi penghasilannya naik turun. Tapi sekarang kayaknya mulai lagi banyak yang pesan.

“Untuk omset naik turun, sebelum pandemi bisa mencapai 10 sampai 15 juta,” tambahnya.

Terakhir Adi mengharap dengan karya dan hasil kerajinan yang digelutinya bisa mengangkat produk lokal Kota Pasuruan dan juga bisa menyerap tenaga kerja dari remaja sekitar.

“Semoga bisa mengangkat produk lokal khususnya di wilayah permebelan di Kota Pasuruan dan bisa menyerap tenaga kerja untuk mengurangi pengangguran,’ pungkasnya.