Angga Ardiansyah – Ramapati Pasuruan
Pasuruan, Senin 18 Oktober 2021
Ramapati Pasuruan– Secara etimologi (asal usul Kata), perpekan berasal dari bahasa Jawa yang bermakna belanja. Dalam budaya masyarakat Jawa, biasanya mereka akan membeli berbagai kebutuhan pokok menjelang puasa, lebaran, dan mulutan. Hal ini dilakukan sebagai persiapan menyambut datangnya bulan – bulan besar diatas.
Sedangkan saat menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW ( mulutan ), masyarakat Jawa berduyun-duyun pergi ke pasar untuk berbelanja perlengkapan menyambut mulutan. Mulai dari membeli bahan makanan, buah-buahan, dan juga bahan lainnya yang ditaruh dalam satu tempat yang selanjutnya dibawa ke musholla atau masjid dan tempat ibadah lainnya.
Menariknya, meskipun kini banyak supermarket, mal, swalayan, dan pasar modern lainnya, perpekan di pasar tradisional nyatanya belum bisa tergantikan. Hari ini hampir seluruh pasar tradisional dipadati masyarakat untuk berbelanja kebutuhan Maulid Nabi Muhammad SWA
Sementara tradisi perpekan di Kota Pasuruan berpengaruh pada kenaikan harga buah, dimana beragam buah-buahan hari ini harganya selangit.
” Ada beberapa untuk jenis buah tertentu mengalami kenaikan hingga 50 sampai 80 persen, seperti, Apel impor, Anggur merah, Pier, Jeruk mandarin, dan Alpukat Mangga,” ujar Hari salah satu pedagang buah di Pasar Besar Kota Pasuruan, Senin (18/10/2021).
Lain lagi Menurut Ibu Nurul salah satu penjual buah lainnya, Buah – buahan lokal juga turut mengalami kenaikan, cuma tidak terlalu banyak kisaran 25 hingga 50 persen per kilogramnya, seperti pisang, jeruk, mangga, sawo, manggis, rambutan dan jambu.
” Kenaikan ini terjadi sejak beberapa hari terakhir dan puncaknya hari ini, karena banyaknya permintaan buah untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W,” terang Yudi pedagang buah yang lain. (Aga)