Riyoyo Kupat Identik Dengan Tradisi Praonan Bagi Warga Pesisir Kota Pasuruan.

Pasuruan, Minggu 8 Mei 2022

Sanak saudara dari sang pemilik perahu antri untuk naik keatas perahu yang sudah disiapkan. Foto (istimewa)

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan – Dalam tradisi Jawa kupatan bukan hanya sajian pada hari kemenangan, tetapi makna filosofis yang sangat mendalam dalam tradisi Jawa.

Ada berbagai macam cara setiap daerah menyemarakkan hari raya Idul Fitri. Di pulau Jawa terdapat tradisi Kupatan, tradisi ini biasanya dilaksanakan seminggu setelah Idul Fitri. Biasanya masyarakat desa berkumpul di suatu tempat seperti masjid atau musholla untuk melakukan selamatan dan seluruh warga membawa hidangan, yang di dominasi dengan ketupat.

Di Kota Pasuruan sendiri perayaan riyoyo (lebaran) kupat ini di laksanakan dengan melakukan silaturrahmi antar sanak saudara khususnya mereka yang punya saudara di daerah pesisir. Mereka akan datang berombongan baik dari wilayah pegunungan ataupun pedesaan ke beberapa Kelurahan di wilayah pesisir.

Kebiasaan kupatan juga identik dengan praonan, dimana praonan ini telah menjadi tradisi bagi warga pesisir untuk memberikan fasilitas perahunya untuk membawa saudara mereka yang datang untuk bisa menikmati indahnya samudera dengan naik perahu bersama-sama.

Sementara kurang lebih sudah 2 tahun tradisi praonan ini tidak bisa terlaksana karena dalam suasana pandemi covid-19. Semoga tahun ini bisa diberi kelonggaran sehingga bisa praonan lagi dengan tetap prokes yang ketat.

Menurut info yang beredar, di Kota Pasuruan riyoyo kupat jatuh pada hari Senin tanggal 9 Mei 2022 yang juga selalu bersamaan dengan Haulnya Mbah Slagah setiap tahunnya.