Salurkan Sembako Ke 88 KK Warga Dusun Rujakgadung, Mas Adi: Semoga Bantuan Ini Bermanfaat.

Pasuruan, 31 Maret 2022

Wawali menyerahkan bantuan sembako secara simbolis kepada perwakilan warga dusun Rujakgadung

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan– Wilayah Kelurahan Karangketug tepatnya di dusun Rujakgadung di Rw1 dihuni oleh 88 KK dengan jumlah penduduk mencapai 309 orang.

Dari total 309 tersebut ada sekitar 60 balita dan 16 lansia, merupakan salah satu daerah yang sering terdampak banjir ketika aliran sungai welang mengalami peningkatan volume air apalagi sampai mencapai viskal 550.

“Kalau banjir biasa ketinggian air bisa mencapai 1 meter, dan banjir terakhir dan terbesar kemarin itu ketinggian air mencapai 2 meteran,” kata Bagas salah satu warga dusun Rujakgadung, Kamis (31/3/2022).

Sementara itu Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo (Mas Adi) didampingi Ketua DPRD Kota Pasuruan H. Ismail M. Hasan bersama beberapa anggota DPRD lainnya tampak juga beberapa Kepala Perangkat Daerah terkait turut serta memantau kondisi dusun Rujakgadung paska banjir kemarin.

Mas Adi juga berkesempatan langsung interaksi sama warga dan juga secara simbolis menyerahkan sembako kepada perwakilan warga.

Pemkot Pasuruan hari ini menyalurkan bantuan sosial berupa sembako kepada 88 KK.

” Bantuan ini semoga bisa bermanfaat,” ujar Mas Adi.

Dalam kunjungannya ke dusun Rujakgadung sore tadi Wawali juga mengecek kondisi aliran sungai welang untuk nantinya bisa dicarikan solusi yang tepat agar permasalahan yang sering terjadi di Rujakgadung bisa teratasi.

“Kondisi dusun Rujakgadung ini tempatnya memang lebih tinggi sungainya, apalagi dengan material lumpur jadi airnya lama surutnya sampai mencapai 24 jam. Dan kami masih mencari formula dan solusi dengan langkah-langkah yang tepat. Mungkin diadakannya rumah pompa dan juga mobil penyedot,” ujarnya.

Menurut Mas Adi dengan langsung melihat kelokasi ini agar bisa ditemukan langkah apa yang bisa dilakukan, kalau perlu kita juga koordinasi dengan penyangga yang lain baik dengan Kabupaten dan juga balai.

“Langkah yang memungkinkan dalam jangka pendek memang melakukan penyedotan, masalahnya yang terjadi itu lumpurnya yang banyak bukan airnya,” imbuhnya.

Terkait apakah bisa tahun ini terealisasi adanya rumah pompa. Mas Adi mengatakan pihak PUPR sudah mengajukan ke Balai.

“Satu rumah pompa itu bisa menyedot 0.5 Kubik, dan yang dibutuhkan sekitar 50 kubik. Jadi diperkirakan butuh 100 lebih rumah pompa, kalau itu hanya air yang datang, nyatanya malah banyak lumpurnya,” pungkasnya.”Satu rumah pompa itu bisa menyedot 0.5 Kubik, dan yang dibutuhkan sekitar 50 kubik. Jadi diperkirakan butuh 100 lebih rumah pompa, kalau itu hanya air yang datang, nyatanya malah banyak lumpurnya,” pungkasnya.