Pasuruan, Senin 20 Juni 2022
Reporter: Angga Ardiansyah
Ramapati Pasuruan – Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dibeberapa wilayah di Indonesia khususnya di Kota Pasuruan semakin harus diwaspadai. Jumlah kasusnya terus bertambah. Meski demikian kasusnya masih bisa dikendalikan.
Pemkot Pasuruan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan membuka data kepada tim liputan ramapati pasuruan, dimana Kota Pasuruan sudah dinyatakan sebagai daerah tertular wabah PMK sejak 13 Juni yang lalu. Itu setelah ada tiga ekor sapi yang dinyatakan positif PMK melalui pemeriksaan laboratorium di Pusat Veteriner Farma Provinsi Jawa Timur. Sehingga kemudian dilakukan surveilans terhadap seluruh populasi sapi. Dan ditemukan 27 sapi bergejala PMK.
Dari data per tanggal 18 Juni 2022 ada sekitar 44 sapi yang terindikasi terkena PMK di wilayah Kota Pasuruan, dengan rincian, di wilayah Kelurahan Blandongan ada 10 sapi, Kelurahan Bakalan ada 6 sapi, Kelurahan Wirogunan 27 sapi dan di Kelurahan Petamanan 1 sapi.
”Per 18 Juni kemarin total 44 sapi yang terindikasi terkena PMK,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Yudie Andi Prasetya melalui Plt. Kepala Upt. RPH Dyan Failasufa. S.Pt. Senin (20/6/2022).
Menurut Dyan dinasnya terus mensosialisasikan virus PMK ini dan meminta para peternak sapi untuk segera melapor jika ada hewan ternaknya mengalami gejala serupa PMK. Seperti suhu badan tinggi, enggan makan, air lendir berlebihan hingga mengalami luka pada bagian mulut dan kuku.
”Antisipasi kami selain pemeriksaan oleh tim dokter hewan juga para peternak kami berikan cairan disinfektan untuk dilakukan penyemprotan secara mandiri,” jelasnya.
Plt. Kabid. Peternakan Drh. Muflishoh saat dikonfirmasi di ruang Posko PMK menyatakan, seluruh sapi yang bergejala PMK dipastikan sudah tertangani dengan cepat dan baik. Pihaknya mengarahkan para peternak untuk melakukan disinfektasi di kandang ternaknya. Disisi lain, tiap sapi yang bergejala PMK juga ditangani agar segera sembuh.
”Jadi yang kami lakukan saat ini pencegahan penularan karena sudah ada kasus positif. Supaya kasus yang ada tidak sampai semakin menyebar,” bebernya.
Setiap sapi yang bergejala diberikan asupan vitamin yang cukup. Sehingga kesehatannya makin membaik. Disamping itu, pihaknya juga memberikan penyuntikan antibiotik untuk melemahkan bakteri yang menyertai. Sehingga gejalanya bisa terus menurun.
”Saat ini sudah mulai ada perkembangan. Sebagian sapi yang bergejala sudah mulai mau makan,” jelasnya.
Muflishoh juga menyarankan agar masyarakat tetap waspada. Meski daging sapi yang terindikasi PMK sebenarnya aman dikonsumsi. Asalkan direbus lebih dulu. Terutama pada bagian-bagian tertentu seperti kaki, mulut dan jeroan.
“Daging sapi yang terindikasi PMK sebenarnya aman dikonsumsi, asalkan direbus dulu dan tidak usah dicuci,” ujarnya.
“Kami menghimbau kepada semua panitia qurban dan takmir masjid, menjelang Idul Adha ini untuk bisa minta ijin dulu dari dinas sesuai format yang telah ditentukan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan diharapkan hewan qurban betul-betul sapi yang sehat,” pungkasnya.