Sistem Keamanan di Lapas Terintegrasi Pasuruan Akan Gunakan Konsep Smart Prison

Pasuruan, Kamis 16 November 2023

Ditjenpas bersama staf didampingi Kalapas kelas IIB Pasuruan, PPK dan pejabat struktural lainnya mengunjungi dan mengecek pembangunan Lapas Terintegrasi Kota Pasuruan. (foto: dok. Lapas Pasuruan)

Reporter: Angga Ardiansyah

Ramapati Pasuruan — Lapas Terintegrasi Kota Pasuruan yang saat ini masih proses pembangunan tahap kedua di Kelurahan Tapaan Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan mendapat kunjungan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Dimas Krisna Setiawan bersama staf, turut mendampingi Kepala Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Pasuruan, PPK dan pejabat Struktural lainnya. Jum’at (10/11/2023) pagi.

Dirjenpas khusus bagian program dan pelaporan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan Lapas Terintegrasi Kota Pasuruan tahap kedua melakukan pengecekan pekerjaan blok hunian dan juga area Kantor Teknis.

Dimas Krisna Setiawan mengatakan bahwa penerapan konsep smart prison di lapas terintegrasi di Pasuruan ini memang merupakan hasil dari studi tiru ke luar negeri.
Dia menyebut bahwa sistem keamanan di smart prison ini nantinya akan melibatkan teknologi yang secanggih di negara-negara maju.

” Kalau studi tirunya kita melihat pengamanan lapas yang ada di
Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman. Untuk sistem teknologi informatikanya sendiri akan disiapkan dari Ditjenpas,” ujar Krisna saat meninjau proyek lapas terintegrasi beberapa waktu lalu.

Selain itu Krisma juga menyampaikan agar disiapkan extension pada saluran bio septic tank yang fungsinya untuk mengakomodasi apabila terjadi kelebihan kapasitas penghuni yang berlebih.

“Juga soal pagar transparan yang mungkin lebih aman jika langsung disambungkan dengan sudut depan bangunan blok hunian, sehingga tidak ada sela untuk ruang gerak warga binaan,” ungkapnya

Sementara itu Kalapas kelas IIB Pasuruan, Ma’ruf Prasetyo Hadianto menjelaskan bahwa progres pembangunan lapas terintegrasi ini telah mencapai sekitar lebih dari 82 persen.
Nantinya lapas terintegrasi ini akan memiliki total 3 blok hunian, 2 bangunan sayap samping yang juga difungsikan untuk menampung warga binaan, serta satu bangunan kantor teknis.

“Kita juga akan coba membuat fasilitas-fasilitas untuk warga binaan yang belum ada disini, mungkin bisa kita buat band lapas, terus kita buat semacam cafe yang pegawainya para napi, dan sebagainya,” ujar Ma’ruf.

Ma’ruf menjelaskan kapasitas warga binaan yang bisa ditampung di lapas terintegrasi nantinya juga jauh lebih banyak. Menurutnya apabila seluruh blok hunian terbangun, nanti totalnya akan bisa menampung sekitar 1200 warga binaan.

“Kalau saat ini di bangunan lama lapas kelas II B kan kita sebenarnya kapastitasnya untuk 300an orang, tapi penghuninya jumlahnya bisa 3 kali lipat,” pungkasnya.